Kamis, 14 April 2011


PERAN VITAMIN THIAMIN DAN AKIBAT DEFINISI PADA RUMINANSIA


            NAMA :         1. EKO ATMA PRATAMA  (105050100111148)
                                    2. CHANDRA ADHE IRAWAN      (105050100111150)           
                                    3. AGUNG TRINUGROHO          (105050100111153)
           
            MATA KULIAH        :           DASAR NUTRISI DAN BAHAN MAKANAN TERNAK
            KELAS                       :           G
            DOSEN                      :           HELI TESTIANA



FAKUTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2011


BAB I
PENDAHULUAN

            1. Latar belakang

            Thiamine, atau vitamin B1, merupakan salah satu vitamin penting yang sangat diperlukan oleh tubuh. Vitamin ini memasuki hampir setiap reaksi kimia didalam tubuh. Tampa thiamine, sel tidak dapat menggunakan oksigen atau bahan bakar untuk tenaga. Susunan urat saraf tidak dapat berfungsi dengan baik tanpa thiamine, dan otot-ototpun tidak dapat bekerja sebaik-baiknya.
            Bila makanan tidak mengandung thiamine, segala jenis nyeri otot terasa diseluruh tubuh. Urat sarat mudah terganggu dan orang itu menderita gangguan pencernaan, perasaan lemah, kekurangan darah, dan hilang rasa nafsu makan. Inilah penyakit yang serius yang disebut beri-beri seperti yang sudah dibahas di artikel sebelumnya.
            Orang yang sudah lama ketagihan minuman keras dan orang yang hidup dengan makanan yang serba kurang sering mengalami penyakit beri-beri. Banyak orang mengeluh karena perasaan lelah dan mudah marah, tetapi sebenarnya mereka menderita kekurangan thiamine, atau vitamin B1. Kesulitan ini hampir selamanya disebabkan oleh makanan yang tidak baik. Pasien seperti ini akan merasa kuat dan sehat kembali, bila makanannya ditukar dengan makanan yang seimbang.
            Sumber yang terbaik untuk vitamin B1, ialah biji-bijian yang masih berkulit ari, kecambah gandum, sayur-sayuran, kacang-kacangan kering, ercis, dll. Thiamine tidak terdapat dalam kebanyakan makanan yang sudah dihaluskan, seperti tepung putih, kanji, gula putih, beras yang diputihkan dan lemak. Sial benar, vitamin B1 tidak dapat disimpan didalam tubuh. Ini berarti bahwa vitamin ini harus ada di dalam makanan setiap hari. Natrium Bicarbonat yang sering dipakai memasak sayur-sayuran, sebenarnya merusak vitamin ini. Ada baiknya menghindarkan pemakaian Natrum Bicarbonat bila menyediakan makanan.
            Tiamin dikenal juga sebagai vitamin B1. Bentuk murninya adalah tiamin hidroklorida. Vitamin ini merupakan satu-satunya vitamin yang untuk pertama kalinya ditemukan di Indonesia (1897) yang dulu masih disebut Hindia-Belanda oleh sarjana Belanda yang bernama Eijkman.

            2. Tujuan
·                    Turut dalam metabolisme karbo hidrat.Bertambh bnyak karbohidrat yang terdapat dalam
  makanan, akan semakin banyak pula vitamin B1 yang diperlukan.
·                    Mengatur air dalam jaringan tubuh.
·                    Memperbaiki pengeluaran getah cerna.
           
            3. Rumusan Masalah
·                    Peranan Thiamin dalam tubuh!
·                    Dampak kekurangan dan kelebihan Thiamin!
·                    Peranan Thiamin dan akibat defisiensi pada ternak Ruminansia!
BAB II
PEMBAHASAN

1.      Peranan Thiamin

 Vitamin B1 adalah vitamin penting. Vitamin B1 melayani sejumlah tujuan di dalam tubuh. Beberapa dari mereka yang tercantum di bawah ini untuk referensi anda. Vitamin B1, atau thiamin, merupakan koenzim penting yang membantu tubuh mengubah makanan menjadi energi. Ini karena enzim tertentu memerlukan thiamin sebagai co – enzim untuk berfungsi dalam metabolisme karbohidrat. Oleh karena itu, kekurangan thiamin akan merusak fungsi enzim ini. Enzim-enzim ini berfungsi dalam jalur biokimia yang menghasilkan generasi adenosin trifosfat (ATP), yang merupakan bentuk utama energi untuk sel. Jadi, bahkan produksi Adenosin trifosfat (ATP) molekul tidak akan mungkin tanpa vitamin ini penting. Salah satu enzim, dehidrogenase piruvat (PDH), memerlukan thiamin sebagai co-enzim, untuk produksi asetilkolin, neurotransmiter, zat kimia yang membawa pesan antar sel saraf yang berbeda atau antara sel-sel saraf dan otot. Ini menjelaskan pentingnya Vitamin B1 untuk berfungsi optimal sistem saraf dan otot berfungsi.
Thiamin juga merupakan co-enzim yang diperlukan oleh enzim lain, dehydrogenases keto-rantai bercabang asam, terlibat dalam metabolisme asam amino oleh sel. Jadi, Vitamin B1 membantu dalam pembuatan protein dan metabolisme lemak. Hal ini juga merangsang tindakan dalam otak, mendorong pertumbuhan umum. Jantung juga tergantung pada Vitamin untuk mengedarkan darah ke seluruh tubuh dan memastikan bahwa oksigen disuplai ke sel-sel darah dalam tubuh. Ini membantu pencernaan karbohidrat dan juga membantu dalam gerak peristaltik, yang mencegah sembelit. Vitamin B1 bermanfaat untuk kulit dan rambut seperti meningkatkan aliran darah yang sehat dan membantu menjaga jumlah sel darah merah normal.
- sumber yang mengandung vitamin B1 = gandum, daging, susu, kacang hijau, ragi, beras, telur, dan sebagainya
- Penyakit yang ditimbulkan akibat kekurangan vitamin B1 =
kulit kering/kusik/busik, kulit bersisik, daya tahan tubuh berkurang.
                  
2.      Dampak Kekurangan dan Kelebihan Thiamin
           
            Vitamin B1 (tiamin) diperlukan dalam sejumlah reaksi yang melibatkan enzim, termasuk pelepasan energi dari gula. Sumber vitamin B1 ini adalah ragi, daging babi, tanaman polong dan gandum. Kekurangan vitamin B1 terjadi bila makanan tersebut tidak terdapat dalam menu makanan sehari-hari. Kekurangan vitamin B1 juga bisa diakibatkan oleh berkurangnya penyerapan karena diare menahun atau bertambahnya kebutuhan vitamin karena hipertiroidisme, kehamilan atau demam.
Peminum alkohol berat menggunakan alkohol sebagai pengganti makanan, sehingga mengurangi asupan vitamn-vitamin, termasuk vitamin B1. Karena itu peminum alkohol berat memiliki resiko menderita penyakit kekurangan zat-zat gizi.
Beri-beri pada bayi terjadi karena menyusi ASI dari ibu yang mengalami defisiensi vitamin B1. Hal ini ditandai dengan gagal jantung, kehilangan suara, kerusakan saraf tepi. Ketidaknormalan jantung biasanya teratasi dengan pemberian vitamin B1.


GEJALA

            Gejala awal berupa kelemahan, mudah tersinggung, gangguan daya ingat, kehilangan nafsu makan, gangguan tidur, rasa tidak enak perut dan penurunan berat badan.Pada akhirnya bisa terjadi kekurangan vitamin B1 yang berat (beri-beri), yang ditandai dengan kelainan saraf, otak dan jantung.
Pada semua bentuk beri-beri, metabolisme sel darah merah mengalami perubahan dan kadar vitamin B1 dalam darah dan air kemih akan menurun tajam.
Kelainan saraf (beri-beri kering) dimulai sebagai:
- sensasi rangsangan (seperti tertusuk jarum) di jari- jari kaki
- sensasi panas terbakar di kaki terutama memburuk pada malam hari
- kejang otot betis
- nyeri pada tungkai dan kaki
Jika penderita juga mengalami kekurangan asam pantotenat, gejala-gejala diatas akan semakin parah:
- otot betis terasa sakit
- bangun dari posisi jongkok menjadi sulit
- berkurangnya kemampuan untuk merasakan getaran di jari-jari kaki
            Pada akhirnya otot betis dan otot paha akan mengecil (atrofi) dan timbul footdrop dan toedrop (keadaan dimana kaki atau jari-jari kaki tergantung timpang dan tidak dapat diangkat). Hal ini terjadi karena saraf-saraf dan otot-otot tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Bisa juga terjadi wristdrop. Kelainan otak (beriberi otak, sindroma Wernicke-Korsakoff) sering timbul jika terjadi suatu kekurangan vitamin B1 yang berat dan mendadak, yang dapat disebabkan oleh pemakaian alkohol yang berlebihan atau muntah berat pada kehamilan, dan memperburuk suatu kekurangan vitamin B1 yang bersifat menahun. Gejala awalnya berupa kelainan mental, laringitis dan penglihatan ganda. Selanjutnya penderita akan mengarang-ngarang kejadian dan pengalaman untuk mengisi kekosongan ingatannya (konfabulasi). Jika ensefalopati Wernicke tidak diobati, gejalanya akan bertambah buruk, menyebabkan koma bahkan kematian. Penyakit ini merupakan kedaruratan medis dan diobati dengan vitamin B1 intravena (melalui pembuluh darah) sebanyak 100 kali dosis harian yang dianjurkan, selama beberapa hari. Dilanjutkan dengan pemberian vitamin B1 per-oral (ditelan) sebanyak 10 kali dosis harian yang dianjurkan sampai gejalanya menghilang.Penyembuhan sering terjadi tidak secara menyeluruh karena kerusakan otaknya bersifat menetap.
Kelainan jantung (beri-beri basah) ditandai oleh:
- tingginya curah jantung
- denyut jantung yang cepat
- pelebaran pembuluh darah yang menyebabkan kulit menjadi hangat dan lembab.
Karena kekurangan vitamin B1, jantung tidak dapat mempertahankan curah jantung yang tinggi dan terjadi kegagalan jantung, dimana ditemukan:
- pelebaran vena-vena
- sesak nafas
- penahanan cairan di paru-paru dan jaringan perifer.
Pengobatannya berupa pemberian vitamin B1 secara intravena (melalui pembuluh darah) sebanyak 20 kali dosis harian yang dianjurkan selama 2-3 hari, diikuti dengan pemberian vitamin per-oral (ditelan).

3.      Peranan Thiamin dan Akibat defisiensi pada ternak Ruminansia

            Vitamin B1 (tiamin) diperlukan dalam sejumlah reaksi yang melibatkan enzim, termasuk pelepasan energi dari gula. Sumber vitamin B1 ini adalah ragi, daging babi, tanaman polong dan gandum. Vitamin B1 (tiamin) juga berperan pada ruminansia yakni dalam produktifitas susu, Karena dalam susu kambing dan susu sapi mengandung vitamin B1 (thiamin) yang penting bagi perkembangan otak. Jadi B1 (thiamin) berperan aktif pada ruminansia dalam nutrisi dalam produktifitas. Selain mineral, karbohidrat, protein, lemak dan sumber energi bahan pakan yang diperlukan oleh ternak pada makanannya,yaitu vitamin terutama vitamin B1. Ternak juga memerlukan sejumlah unsur-unsur kimia dalam bentuk anorganik untuk pertumbuhanya dan juga fungsi biologi yang normal. Vitamin B terdiri dari banyak anggota, misalnya ada vitamin B1, B2, B6, dan lain-lain yang mempunyai tugas dan fungsi penting yang berbeda-beda. Keluarga besar Vitamin B ini bekerja bersama-sama menjaga kesehatan tubuh ternak. Fungsi masing-masing anggota keluarga vitamin B ini sangat penting dan unik, misalnya: ada yang membantu sel-sel tumbuh dan berkembang dengan baik, ada yang membantu menghasilkan energi, ada yang menjaga kesehatan jantung, menjaga kesehatan sel darah merah, mencegah bayi lahir cacat, dan lain-lain. Vitamin B1 berfungsi sebagai koenzim yang memungkinkan transformasi kimia makronutrien dalam metabolisme tubuh, serta secara resmi diindikasikan sebagai neurotropik.
           



























KESIMPULAN


            Vitamin B1 (tiamin) diperlukan dalam sejumlah reaksi yang melibatkan enzim, termasuk pelepasan energi dari gula. Thiamin juga merupakan co-enzim yang diperlukan oleh enzim lain, dehydrogenases keto-rantai bercabang asam, terlibat dalam metabolisme asam amino oleh sel.
            Vitamin B1 (tiamin) juga berperan pada ruminansia yakni dalam produktifitas susu, Karena dalam susu kambing dan susu sapi mengandung vitamin B1 (thiamin) yang penting bagi perkembangan otak. Jadi B1 (thiamin) berperan aktif pada ruminansia dalam nutrisi dalam produktifitas





































DAFTAR PUSTAKA


l        Anonymous.2011.Vitamin yang Larut dalam Air.(http://www.food-info.net/id/vita/water.htm)
l        Anonymous.2011.Sekilas Mengenal Keluarga Besar Vitamin B. (http://vhariss.wordpress.com/2009/11/06/vitamin/, diakses 29 maret 2011 )
l        Intan Nursiam.2011. Pengukuran Kadar Kreatin Darah. (http://intannursiam.wordpress.com/2010/06/06/respirasi/, diakses 2 april 2011)

Kamis, 20 Januari 2011

ANALISIS PENGGUNAAN BAHASA

MAKALAH
ANALISIS PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA
PADA MEDIA MASSA CETAK



Nama  :           Agung Trinugroho
NIM    :           105050100111153
Kelas  :           C


FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2010

BAB  I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang

Bahasa Indonesia ialah bahasa yang terpenting di kawasan Republik Indonesia. Adanya kecenderungan bersikap negatif terhadap bahasa Indonesia merupakan salah satu sikap yang dimiliki oleh media massa. Hal itu terlihat dari aktivitas kebahasaan yang ada. Mereka lebih bangga menggunakan bahasa asing dari pada menggunakan bahasa Indonesia atau bahasa daerah, walaupun sebenarnya situasi dan kondisi saat itu tidak memungkinkan. Bila bahasa yang digunakan di media massa cetak dianalisis, kemudian dikritik dan disalahkan, mereka berkilah bahwa gaya bahasa jurnalistik berbeda dengan kaidah bahasa Indonesia, walaupun sebenarnya gaya bahasa jurnalistik dalam penggunakan bahasa Indonesia sangat berbeda konteks.
            Pemakaian bahasa Indonesia di meda cetak penulis sering berdalih untuk menerapkan prinsip ekonomi bahasa. Namun, kenyataannya mereka sering boros menggunakan kata-kata yang mestinya tidak perlu.(mubazir). Media cetak merupakan salah satu media yang menggunakan bahasa sebagai alat utamanya. Peranan surat kabar dalam pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia sangatlah besar. Pembentukan dan pemakaian istilah baru serta pemasyarakatnya sangatlah ditentukan oleh media cetak.
            Berkenaan dengan fakta itulah penulis melakukan penelitian ataupun analisis pada media cetak di Malang, khususnya “SURYA” (salah satu media massa cetak di Jawa timur) edisi sabtu 8 januari 2011, mengenai kesalahan pemakaian bahasa Indonesia, khususnya bidang morfologi. Kesalahan itu terkait dengan bidang tersebut antara lain kesalahan pemakaian kata penghubung, kesalahan penggunaan kata yang mibazir, kesalahan penggunaan bentuk kata, kesalahan dalam penggunaan unsur serapan, dan kesalahan dalam kadar kebakuan.





B.  Rumusan Masalah

Berdasarkan pengertian yang telah dipaparkan diatas, penulis mengajukan beberapa masalah yang akan dibahas pada bab selanjutnya, antaralain:
1.      Bagaimanakah pemahaman penulis mengenai penganalisaan penggunaan bahasa Indonesia pada media massa cetak.
2.      Bagaimanakah penggunaan kata bahasa Indonesia yang baik pada media massa cetak.

C.  Tujuan
Adapun tujuan yang akan dicapai oleh penulis dalam pembuatan makalah ini adalah:
1.      Menambah pengetahuan penulis mengenai penggunaan tugas menganalisis penggunaan bahasa Indonesia pada media massa cetak.
2.      Untuk mengembangkan rasa tanggung jawab penulis akan tugas yang diberikan.
3.      Menambah pembendaharaan literature di perpustakaan.
4.      Memenuhi salah satu tugas UAS yang diajukan oleh dosen dalam mata kuliah bahasa Indonesia.


D.  Manfaat
Penulis mengharapkan bahwa makalah yang dibuat ini dapat memberikan manfaat antaralain:
1.      Sebagai wahana untuk melatih penulis dalam mambuat makalah.
2.      Dalam menambah pengetahuan pembaca mengenai penggunaan bahasa indonesia yang baik dan benar.
3.      Memotivasi siswa atau penulis untuk meningkatkan dan menambahkan semangat belajar maupun berkreasi.
4.      Sebagai bahan pustaka.





BAB  II
PEMBAHASAN
1. Dasar - Dasar Analisis Bahasa
            Penyelidikan morfosintaksis ditentukan oleh perpaduan bentuk dan pengertian. Keduanya merupakan sebuah komposit, karena pengertian itu selalu diberikan oleh bentuk. Perbedaan bentuk membawa perbedaan pengertian. Jika tidak, kita tetap memperlakukannya sebagai berbeda. Demikian pula hal yang sebaliknya. Persamaan bentuk membawa persamaan pengertian. Jika tidak, kita lalu memperlakukannya sebagai berbeda. Sering terdapat bentuk yang berulang dengan pengertian yang sama tidak terus menerus tetapi sama, melainkan ada beberapa perbedaan, yang disebabkan oleh fonem yang berdekatan. Oleh sebab itu, karena bahasa merupakan juga alat bagian-bagian lain kebudayaan itu, maka terlebih pentingnya kita memperhatikan komposit bentuk-pengertian ini di dalam penyelidikan alat kebudayaan, yaitu bahasa.
           
Salah satu sarana informasi yang berpengaruh besar dalam masyarakat adalah surat kabar. Sebagai sarana informasi, surat kabar dalam misinya menggunakan ragam bahasa tulis. Dibandingkan dengan ragam lisan, pemakain ragam tulis harus lebih cermat. Kecermatan yang dimaksud meliputi (1) kaidah tata tulis atau ejaan, (2) kaidah pemilihan kata atau diksi, (3) kaidah struktur kalimat. Walaupun diakui bahwa bahasa tulis ragam pers (surat kabar mempunyai sifat khas, yaitu singkat, padat, sederhana, lancar, jelas dan menarik harus pula mengindahkan kaidah gramatikal bahasa Indonesia.
            Kajian dalam tulisan ini lebih memfokuskan pada pemakaian bahasa Indonesia media cetak di Malang, khususnya “SURYA” (salah satu media massa cetak di Jawa timur) edisi sabtu 8 januari 2011. Penekanan kajian dilakukan khusus pada bidang morfologi. Dari data yang terkumpul penulis menemukan kesalahan pemakaian bahasa Indonesia yang terkait dengan pemakaian kata penghubung, kesalahan penggunaan kata yang mubazir, penyengauan bunyi awal kata dasar. Berikut analisis masing-masing kesalahan.







            2. Kesalahan dalam Penggunaan Kata Penghubung, Gaya bahasa, Istilah,
                dan kata baku
           

            Kata Penghubung
           
            Ungkapan/kata penghubung dalam bahasa Indonesia dibagi menjadi dua, yaitu kata penghubung intrakalimat dan kata penghubung antarkalimat.Ungkapan atau kata penghubung intrakalimat adalah ungkapan/kata dalam sebuah kalimat yang berfungsi menghubungkan unsur-unsur kalimat. Ungkapan/kata penghubung intakalimat tidak pernah digunakan pada awal sebuah kalimat, kecuali jika kata itu digunakan pada anal kalimat yang mendahului induk kalimat, seperti karena. Oleh karena itu kata-kata yang tergolong ke dalam ungkapan/kata penghubung itu tidak pernah/tidak boleh ditulis dengan huruf kapital.
Contoh kata penghubung itu adalah:
 ... dan ... ... yang....
 ... bahwa ... agar....
 ... sehingga .... ... karena ....

            Selain, dalam bahasa Indonesia terdapat ungkapan/kata penghubung intrakalimat yang penulisannya selalui didahului oleh tanda koma, seperti ... sedangkan... dan ....tetapi...
Ungkapan penghubung antarkalimat berfungsi menghubungkan sebuah kalimat dengan kalimat lain. Oleh karena itu, kata/ungkapan penghubung jenis ini harus ditulis dengan huruf kapital dan diiringi tanda koma. Posisinya dalam kalimat selalu berada pada awal kalimat yang dihubungkan dengan kalimat sebelumnya.
Kata penghubung jenis ini, antara lain, sebagai berikut:
.... akan tetapi...
 .... Berkaitan dengan hal itu,...
 .... Meskipun demikian,...
 .... Oleh karena itu....
 .... Sebaliknya, ....

Para wartawan dalam menulis di media cetak tidak jarang mengggunakan ungkapan/kata penghubung/konjungsi ini secara tidak tepat. Ketidaktepatan menggunaaan konjungsi dapat dilihat pada penggunaan berikut.
Meskipun lukanya cukup serius, korban dilarikan ke RS Abdoer Rachem Situbondo. (SURYA, 8 januari 2011)
           
Gaya bahasa
            Beberapa kesalahan lain dalam media massa cetak SURYA edisi 8 januari 2011 antara lain dalam bentuk gaya bahasa yaitu ”dipolisikan” menggunakan gaya bahasa hiperbola. Kata ”dipolisikan” mengandung arti dimasukkan kedalam penjara.

Istilah
            Kesalahan lain dalam bentuk istilah yaitu ”anjal dan gepeng”, ini adalah istilah-istilah yang tidak seharusnya digunakan oleh media massa cetak, karena ini merupakan singkatan dari dua kata yang digabungkan menjadi satu. Kata anjal kepangjanngan dari anak jalanan dan gepeng kepanjangan dari gelandangan pengemis.

Kata baku
            Kemudian kesalahan yang tak kalah pentingnya yaitu kesalahan pada kata baku dimana ini yang paling banyak dijumpai dalam  media massa cetak ini yaitu
”item” seharusnya ”hitam”
”enggak” seharusnya ”tidak”
”antri” seharusnya ”antre”
”aja” seharusnya  ”saja”
”bakal” seharusnya ”akan”
”lho” adalah bahasa prokem, dll.
           
            Kata-kata tak bermakna dalam media massa sangat sedikit. Hal ini berkaitan dengan penjelasan dalam media massa yang tidak terlalu detil, sehingga sangat sediktit melibatkan angka-angka dalam penjelasannya. Kata-kata tak bermakna dalam media massa ini biasanya diperoleh dari kesalahan pengetikan seperti "apa?", menjadi "apa ?". Pada contoh kedua tanda tanya dianggap sebagai suatu kata tersendiri, sehingga kata ini menjadi tidak bermakna.

           



BAB III
PENUTUP
A.  Kesimpulan
Berdasarkan analisis data yang diperoleh dari media cetak SURYA, edisi 8 januari 2011, penulis berkesimpulan bahwa masih banyak terjadi kesalahan penulisan terutama bidang morfologi. Kesalahan-kesalahan tersebut antara lain : 
  1. Kesalahan penggunaan kata penghubung
  2. Kesalahan penggunaan kata baku
  3. Kesalahan pada penggunaan istilah
  4. Kesalahan pada penggunaan gaya bahasa


B.  Saran
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya maka penulis mengemukakan beberapa saran :
1.      Agar penulis meningkatkan kegiatan membaca, terutama mengenai penggunaan bahasa indonesia, agar pengetahuan penulis dalam mengenal dan memahami kata   semakin meluas.
2.      Hendaknya pembahasan mengenai penggunaan kata tugas dilanjutkan pada media yang lain.
3.      Sebaiknya di perpustakaan Universitas Brawijaya menyediakan lebih banyak buku-buku yang membahas mengenai analisis penggunaan bahasa indonesia.







DAFTAR PUSTAKA

Arifin, E. Zainal, dan S. Amran Tasai. 2000. Cermat Berbahasa Indonesia. Untuk Perguruan Tinggi. Edisi Baru, Cetak 1V. Jakarta.
Jahdiah. 2010. Analisis Pemakaiaan Bahasa Indonesia dalam Media Cetak.http://pusatbahasa.diknas.go.id/laman/nawala.php?info=artikel&infocmd=show&infoid=79&row=5.diakses tanggal 7 januari 2011.
Samsuri . 1994 . Analisis Bahasa . Jakarta :  Erlangga